Pelabuhan Merak adalah salah satu pelabuhan di Banten yang masih aktif beroprasi hingga saat ini. Pelabuhan Merak selalu ramai menjelang liburan panjang atau Mudik Lebaran, karena semua orang dari berbagai penjuru yang ingin menyebrang ke Bakauheni harus melalui pelabuhan ini.
Pelabuhan Merak berada di Selat Sunda dari tahun 1912 sampai 2009. Selat ini memiliki posisi yang strategis menyatukan dan melayani dua pulau besar dan utama di Indonesia yaitu Pulau Jawa dan Sumatera. Transportasi utama yang menunjang aktifitas perpindahan barang/komoditi masa ini adalah kereta api. Untuk itu Pemerintah Hindia Belanda memberikan kuasa kepada sebuah perusahaan kereta api yang bernama staats spoor wegen untuk mengelola bidang transportasi di wilayah Banten, maka dibangunlah Pelabuhan Merak di ujung rel kereta jalur Tanah Abang, Jakarta ke Merak, Banten pada tahun 1912. Pelabuhan ini menunjang kegiatan Hindia Belanda seperti ekspor dan impor barang dari Indonesia ke luar negeri. Pasca kemerdekaan RepublikIndonesia, pengelolaan pelabuhan berganti-ganti mengikuti perkembangan politik pemerintahan. Sampaitahun 1948, di Pelabuhan Merak masih beraktifitas kegiatan ekspor barang ke luar negeri. Sementara itujuga Pemerintah Republik Indonesia membuka secara resmi jalur Pelabuhan Merak di Banten dan Pelabuhan Panjang di Lampung tahun 1952. Belanda menyerahkan pengelolaan pelabuhan kepada Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) tahun 1956.
Ketika nasionalisasi perusahaan asing dikeluarkan pemerintah RepublikIndonesia tahun 1959, pengelolaan Pelabuhan Merak beralih ke Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP).Tahun 1970, Departemen Perhubungan mulai membangun Pelabuhan Bakauheni di Lampung. Sebagaipelabuhan bayangan sementara Pelabuhan Bakauheni dibangun, dioperasikan Pelabuhan Srengsem. Pelabuhan Bakauheni beroperasi tahun 1980 sebagai pelabuhan khusus ferry menjadi pasangan Pelabuhan Merak Pelabuhan Merak di Banten dan Pelabuhan Bakauheni Lampung, masing masing memiliki wilayahbelakang. Karakteristik Jakarta dan Jawa Barat terlihat dalam aktifitas muat barang di Pelabuhan Merak,demikian pula halnya di Pelabuhan Bakauheni, dengan Palembang dan Bengkulu sebagai daerah belakang Lampung (dulunya wilayah Sumatera Selatan). Dengan karakteristik yang berbeda tersebut dan dengananalisis ekonomi regional, terlihat adanya aktifitas saling memenuhi kebutuhan kedua wilayah. PelabuhanMerak dan Pelabuhan Bakauheni di Selat Sunda ke depan, berdasarkan latar belakang sejarah dan posisinyapada jalur pelayaran internasional, sangat mungkin untuk dikembangkan sebagai pelabuhan internasional.
Ada beberapa pertimbangan, mengapa Merak dijadikan sebagai lokasi pelabuhan :
Pertama adalah karena letak geografis. Merak sangat memungkinkan untuk dijadikan sebuah pelabuhan, karena secara alami didukung oleh palung laut serta adanya pulau-pulau yang dapat menahan hempasan ombak dari Samudera Hindia yang masuk ke Selat Sunda.
Kedua, secara politis Merak dapat menjadi tempat pengalihan terhadap aktivitas masyarakat pribumi agar tidak menumpuk di Pelabuhan Tanjung Priok.
Ketiga, posisi Merak waktu itu jika dilihat dari ketersediaan sarana transportasi sangat berdekatan dengan Pulau Sumatera dibandingkan dengan daerah lainnya di pantai Utara di Pulau Jawa yaitu sejauh 105.79 Km dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Panjang.
Keempat, karena jarak yang dekat itulah maka otomatis jarak tempuh menjadi semakin dekat. memandang hal ini sebagai keuntungan dalam ekonomi maupun politik.
Kelima, karena posisinya yang strategis maka Pelabuhan Merak sekaligus merupakan tempat untuk memantau dan mangawasi aktivitas pelayaran yang melintas di Selat Sunda terutama kapal-kapal dagang yang merupakan saingan pemerintah Hindia Belanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar